starsunleash.com Rumah adat memiliki keunikan tersendiri, mencerminkan keragaman etnis dan budaya yang ada di suatu wilayah, berikut beberapa rumah adat yang ada di Nusa Tenggara Timur dengan beragam suku.
Rumah adat mbaru niang
Rumah adat ini terdapat di kampung Wae Rebo, sebuah kampung adat di pulau flores, yang ada di pegunungan pada ketinggian 1.117 meter dari permukaan laut.
Mbaru niang terdiri dari dua kata yang berarti rumah tinggi dan bulat, dengan berbentuk kerucut dan runcing ke atas, bentuk lingkaran yang ada melambangkan keseimbangan selain itu bentuk kerucut merupakan simbolĀ perlindungan dan persatuan. Didalam jumlah tujuh rumah yang disusun melingkar di tengah lingkaran terdapat sebuah altar bernama company yang menjadi titik pusat dari ketujuh mbaru niang, dan digunakan untuk menyembah tuhan atau roh-roh leluhur yang ada di sana.
Rumah adat lopo
Rumah adat tanpa dinding ini dianggap menjadi rumah serbaguna, karena rumah ini memiliki segudang kegunaan, rumah yang memiliki 3 tingkat dan 3 fungsi masing-masing, ini juga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, rumah lopo dimanfaatkan sebagai tempat menenun bagi para perempuan, tidak hanya itu lopo kerap menjadi tempat berkumpul bagi warga untuk membahas hal penting. Rumah adat ini adalah warisan turun temurun dari nenek moyang masyarakat suku abui.
Rumah adat sumba
Dari suku sumba di pulau sumba, rumah adat ini memiliki atap yang tinggi dan memiliki keterkaitan dengan roh-roh marapu. Desain rumah adat ini berbentuk persegi terdapat empat tiang pintu sebagai hiasan dinding untuk mengingatkan pengorbanan masa lalu, rumah adat juga digunakan untuk kegiatan sosial dan ritual, seperti pertemuan keluarga, rumah adat ini menjadi simbol kekuatan dan satuan bagi klan dan komunitas sumba.
Rumah adat ume khubu
Ume khubu adalah rumah adat yang melambangkan kaum perempuan dan bersimbol seorang mama atau betina, ume juga sering disebut rumah bulat, dalam filosofi orang timor rumah ini melambangkan perempuan timor yang santun, bersahaja, tertutup, struktur nya memiliki atap yang menjulur dari hubungan hingga ke tanah dan hanya punya satu pintu, setiap orang yang masuk harus menunduk agar menggambarkan kesopanan. Rumah ume khubu ini berfungsi untuk upacara adat dan kegiatan-kegiatan sosial dan kegiatan tradisional lainnya.
Rumah adat musalaki
Mulusaki adalah rumah adat yang merupakan penggabungan dari dua kata yaitu mosa dan laki yang artinya ketua dan laki apa bila di gabungkan keduanya menjadi ketua adat karena itu rumah yang menjadi tempat tinggal kepala suku dalam masyarakat suku ende lio, melambangkan kesatuan dengan sang pencipta dengan atap yang menjulang tinggi, di bagian atas atap terdapat dua ornamen simbolis yang diyakini memiliki hubungan spiritual. Rumah ini juga sebagai tempat dilakukan upacara adat, dan ritual.