https://starsunleash.com/

Islandia adalah negara yang menonjol di panggung global karena tidak memiliki pasukan bersenjata. Terletak di wilayah Atlantik Utara, negara kepulauan ini menganut metode yang berbeda dalam mengatur keamanan dan pertahanan nasionalnya. Dalam pembahasan ini, kita akan mengupas faktor-faktor yang berkontribusi pada ketiadaan militer di Islandia serta cara negara ini menjaga keamanannya.

Setelah memisahkan diri dari Denmark pada tahun 1944, Islandia memutuskan untuk tidak membentuk militer tetap. Selama Perang Dunia II, kehadiran militer di Islandia sebagian besar diisi oleh pasukan dari negara lain. Sebagai contoh, Amerika Serikat pernah menempatkan pasukannya di Islandia sampai tahun 2006 di Pangkalan Udara Keflavík, yang merupakan posisi strategis bagi NATO di era Perang Dingin.

Alasan Ketidakberadaan Militer:

  • Sejarah yang Damai: Islandia memiliki sejarah yang lama sebagai bangsa yang cenderung damai. Sejak berdirinya Althingi, parlemen yang termasuk salah satu yang tertua di dunia, pada tahun 930, Islandia selalu memilih untuk menyelesaikan perselisihan melalui mediasi dan undang-undang, bukan dengan kekuatan bersenjata.
  • Geografis: Letak Islandia yang terisolasi memberikannya keunggulan geografis. Dikelilingi oleh lautan dan terpisah dari negara-negara lain, Islandia tidak dihadapkan pada tantangan keamanan yang sama dengan yang dihadapi oleh negara-negara di benua Eropa.
  • Ekonomi: Biaya untuk memelihara sebuah angkatan bersenjata yang efektif dapat menjadi beban, terutama bagi negara dengan populasi sekecil Islandia (sekitar 340.000 orang). Pemerintah Islandia memilih untuk mengalokasikan dana tersebut untuk sektor-sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan.
  • Politik dan Sosial: Terdapat kesepakatan politik dan sosial di Islandia bahwa tidak adanya militer merupakan bagian dari identitas nasional. Masyarakat Islandia lebih mengedepankan nilai-nilai perdamaian, mediasi, dan diplomasi.

Strategi Keamanan:

Walaupun tidak memiliki angkatan bersenjata, Islandia memiliki strategi keamanan yang terdefinisi dengan baik.

  • Keanggotaan di NATO: Sebagai bagian dari NATO, Islandia menikmati keuntungan dari prinsip pertahanan kolektif yang tercantum dalam Pasal 5 Perjanjian Atlantik Utara, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua.
  • Kesepakatan Pertahanan: Islandia menjalin kesepakatan pertahanan dengan Amerika Serikat, yang mengizinkan AS untuk menjaga kehadiran di Islandia. Selain itu, Islandia juga mendapat perlindungan melalui patroli udara yang dilakukan secara berkala oleh anggota NATO lainnya.
  • Pasukan Penjaga Pantai: Meskipun tanpa militer, Islandia memiliki Pasukan Penjaga Pantai yang bertugas mengawasi wilayah perairannya dan melaksanakan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
  • Diplomasi Proaktif: Islandia sangat aktif dalam diplomasi internasional, berusaha memajukan perdamaian dunia dan stabilitas global. Negara ini mendukung penuh perjanjian internasional berkaitan dengan kontrol senjata dan anti-proliferasi.
  • Investasi dalam Masyarakat: Islandia meyakini bahwa masyarakat yang kuat dan sehat adalah kunci keamanan sejati. Karena itu, investasi besar-besaran dalam pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial merupakan pilar strategi keamanannya.

Kendati demikian, tanpa militer, Islandia menghadapi tantangan tersendiri. Negara ini bergantung pada perlindungan militer dari negara lain, yang bisa berimplikasi pada kedaulatannya. Ada juga pertanyaan tentang efektivitas strategi ini dalam menangani ancaman keamanan modern, seperti serangan siber.

Islandia menunjukkan sebuah model alternatif dalam menjalankan sebuah negara tanpa andalan angkatan bersenjata tradisional. Melalui keanggotaan dalam aliansi keamanan, perjanjian pertahanan, penegakan hukum maritim, dan diplomasi aktif, Islandia berhasil memelihara keamanan nasionalnya. Pendekatan ini mengindikasikan bahwa terdapat berbagai metode untuk mencapai keamanan dan stabilitas tanpa bergantung pada kekuatan militer. Akan tetapi, pendekatan ini mungkin sulit dicontoh oleh negara lain dan membutuhkan kondisi yang sangat spesifik, seperti yang dimiliki oleh Islandia, agar dapat berhasil.