starsunleash.com – Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika politik di Indonesia mengalami perubahan signifikan, terutama terkait dengan posisi dan pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Jokowi, yang sebelumnya menjadi tokoh sentral dalam partai, kini mengalami penurunan pengaruh, sementara PDI-P tampak melunakkan sikapnya terhadap berbagai isu politik.
Pengaruh Jokowi dalam PDI-P mulai memudar setelah putranya, Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Hal ini memicu ketegangan antara Jokowi dan PDI-P, yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. PDI-P bahkan secara resmi memecat Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution dari keanggotaan partai pada Desember 2024.
Selain itu, laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menyebut Jokowi sebagai salah satu pemimpin dunia paling korup juga memperburuk citra Jokowi di mata publik dan internal partai. PDI-P menyatakan bahwa laporan ini menjadi rujukan bagi aparat penegak hukum untuk menelusuri praktik-praktik korupsi yang melibatkan Jokowi dan keluarganya.
Setelah mengalami penurunan popularitas dan elektabilitas, PDI-P mulai melunakkan sikap retorikanya terhadap Jokowi. Partai ini menyadari bahwa sikap ofensif terhadap Jokowi tidak lagi efektif dan justru dapat merugikan posisi politik mereka. PDI-P kini lebih fokus pada konsolidasi internal dan membangun komunikasi positif dengan tokoh-tokoh politik lainnya, termasuk Prabowo Subianto.
Rencana pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto menguat, dengan beberapa elite partai PDI-P menyambut baik rencana ini. Pertemuan ini diharapkan dapat mempererat komunikasi politik antara kedua tokoh tersebut dan membawa dampak positif bagi partai.
Penurunan elektabilitas PDI-P juga menjadi faktor penting dalam perubahan sikap partai. Survei terbaru menunjukkan bahwa elektabilitas PDI-P turun signifikan, sementara Partai Gerindra mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa publik mulai melihat PDI-P tidak lagi sejalan dengan Jokowi, yang sebelumnya menjadi tokoh utama dalam partai.
Perubahan dinamika politik ini menunjukkan bahwa Jokowi yang semakin memudar dan PDI-P yang melunakkan sikapnya adalah respons terhadap situasi politik yang berkembang. PDI-P menyadari pentingnya konsolidasi internal dan membangun komunikasi positif dengan tokoh-tokoh politik lainnya untuk mempertahankan posisi dan pengaruh mereka di masa depan.