Star Sun Leash BERITA Mengapa Semakin Banyak Warga Korea Selatan Tidak Ingin Memiliki Anak

Mengapa Semakin Banyak Warga Korea Selatan Tidak Ingin Memiliki Anak

starsunleash.com – Korea Selatan saat ini menghadapi tantangan demografis yang serius dengan tingkat kelahiran yang terus menurun. Pada tahun 2023, tingkat kelahiran di Korea Selatan mencapai rekor terendah sebesar 0,72 anak per wanita, jauh di bawah tingkat penggantian populasi yang diperlukan yaitu 2,1 anak per wanita124. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi struktur demografis negara tetapi juga memiliki implikasi serius bagi ekonomi dan keamanan nasional.

  1. Biaya Hidup yang Tinggi
    Salah satu alasan utama mengapa banyak warga Korea Selatan enggan memiliki anak adalah biaya hidup yang sangat tinggi. Biaya perumahan, pendidikan, dan perawatan anak di Korea Selatan sangat mahal, membuat banyak pasangan muda merasa tidak mampu untuk membesarkan anak21420. Misalnya, harga sewa dan properti di Seoul telah melonjak tajam sejak 2019, membuatnya semakin sulit bagi pasangan muda untuk memiliki rumah sendiri.
  2. Tekanan Karir dan Jam Kerja yang Panjang
    Budaya kerja di Korea Selatan yang menuntut dan jam kerja yang panjang juga menjadi faktor penyebab penurunan tingkat kelahiran. Banyak wanita merasa sulit untuk menyeimbangkan antara karir dan tanggung jawab keluarga. Wanita sering kali harus mengambil cuti panjang setelah melahirkan, yang dapat menghambat perkembangan karir mereka. Selain itu, tekanan untuk terus belajar dan meningkatkan diri di tempat kerja membuat banyak orang merasa tidak memiliki cukup waktu untuk membesarkan anak.
  3. Perubahan Sosial dan Budaya
    Perubahan sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam penurunan tingkat kelahiran. Generasi muda di Korea Selatan semakin mengadopsi gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri dan materialistis, yang sering kali diprioritaskan di atas pernikahan dan memiliki anak. Pengaruh media sosial juga membuat banyak orang membandingkan gaya hidup mereka dengan orang lain, yang dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan keinginan untuk menunda atau menghindari memiliki anak.
  4. Kesenjangan Gender
    Kesenjangan gender yang besar di tempat kerja juga menjadi faktor penyebab. Wanita di Korea Selatan sering kali menghadapi diskriminasi upah dan kesulitan untuk naik pangkat jika mereka memutuskan untuk memiliki anak. Hal ini membuat banyak wanita memilih untuk fokus pada karir mereka daripada memiliki anak.
  5. Kebijakan Pemerintah yang Kurang Efektif
    Meskipun pemerintah Korea Selatan telah menghabiskan miliaran dolar untuk berbagai insentif dan kebijakan pro-kelahiran, seperti bonus kelahiran dan tunjangan bulanan untuk keluarga dengan anak, kebijakan ini belum berhasil mengatasi masalah mendasar yang menyebabkan penurunan tingkat kelahiran. Banyak yang merasa bahwa kebijakan ini tidak cukup untuk mengatasi biaya hidup yang tinggi dan tekanan sosial yang dihadapi oleh pasangan muda.

Dampak Penurunan Tingkat Kelahiran

  1. Penuaan Populasi
    Penurunan tingkat kelahiran telah menyebabkan penuaan populasi di Korea Selatan. Pada tahun 2020, 15% dari populasi Korea Selatan berusia 65 tahun ke atas, dan diperkirakan bahwa pada pertengahan 2060-an, lebih dari 40% populasi akan berusia di atas 65 tahun912. Hal ini akan meningkatkan rasio ketergantungan dan membebani sistem kesejahteraan sosial.
  2. Krisis Tenaga Kerja
    Dengan semakin sedikitnya kelahiran, Korea Selatan akan menghadapi krisis tenaga kerja di masa depan. Jumlah orang yang memasuki usia kerja akan berkurang, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan mempengaruhi keamanan nasional, termasuk jumlah orang yang memenuhi syarat untuk wajib militer.
  3. Penutupan Sekolah dan Universitas
    Penurunan jumlah kelahiran juga berdampak pada sistem pendidikan. Banyak sekolah dan universitas di daerah pedesaan telah ditutup karena kurangnya siswa, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut di masa depan.

Penurunan tingkat kelahiran di Korea Selatan adalah masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya hidup yang tinggi, tekanan karir, perubahan sosial dan budaya, kesenjangan gender, dan kebijakan pemerintah yang kurang efektif. Jika tidak ditangani dengan serius, masalah ini dapat memiliki implikasi serius bagi masa depan ekonomi dan sosial Korea Selatan. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ini dan mendorong peningkatan tingkat kelahiran.

Related Post