starsunleash.com – Neni Herlina, seorang pegawai di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), menjadi sorotan publik setelah mengalami pemecatan sepihak oleh Menteri Pendidikan dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pemecatan ini menimbulkan kontroversi dan memicu aksi protes dari rekan-rekan kerjanya. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang nasib karier Neni Herlina setelah peristiwa tersebut.
Pemecatan Neni Herlina terjadi pada Jumat sore, 17 Januari 2025. Saat itu, Satryo Soemantri Brodjonegoro tiba-tiba masuk ke kantor Neni dan memerintahkannya untuk meninggalkan ruangan dan membawa semua barang-barangnya. Neni mengaku bingung dan merasa tidak ada prosedur yang jelas terkait pemecatannya. Ia juga merasa dipermalukan karena pemecatan dilakukan di depan rekan-rekan kerja dan staf magang yang berada di divisi yang sama.
Pemecatan Neni Herlina memicu reaksi keras dari rekan-rekan kerjanya. Ratusan pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi protes dengan mengenakan pakaian hitam di halaman gedung D kantor Kemendiktisaintek. Mereka membawa spanduk dengan tulisan “Kami adalah ASN (Aparatur Sipil Negara), Digaji Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Pelayan Keluarga” dan “Lembaga Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri”.
Pemecatan sepihak ini berdampak signifikan pada karier Neni Herlina. Ia mengaku merasa takut dan bingung tentang statusnya di Kemendiktisaintek. Neni tidak tahu apakah ia harus datang ke kantor atau tidak, karena tidak ada kejelasan mengenai statusnya. Ia juga merasa dipermalukan dan berharap kejadian ini tidak terulang lagi di masa depan.
Kepala Asosiasi Karyawan Ditjen Dikti, Suwitno, menjelaskan bahwa pemecatan Neni terjadi karena adanya kesalahpahaman mengenai tugas-tugas yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawabnya. Menurut Suwitno, Neni sebenarnya bertugas untuk kebutuhan rumah tangga di Kemendiktisaintek, namun mungkin ada kesalahpahaman dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Pemecatan sepihak Neni Herlina oleh Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro telah menciptakan kontroversi dan memicu aksi protes dari rekan-rekan kerjanya. Pemecatan ini tidak hanya berdampak pada karier Neni, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan keadilan dalam proses pengambilan keputusan di Kemendiktisaintek. Nasib karier Neni Herlina setelah peristiwa ini masih belum jelas, dan ia berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.