starsunleash.com – Lim Oon Kuin, yang lebih dikenal sebagai OK Lim, adalah salah satu taipan minyak paling terkenal di Singapura. Namun, pada akhir tahun 2024, ia dan kedua anaknya, Lim Huey Ching dan Lim Chee Meng, resmi dinyatakan bangkrut. Kebangkrutan ini menjadi puncak dari serangkaian masalah hukum dan finansial yang telah menghantui keluarga Lim selama beberapa tahun terakhir.
OK Lim adalah pendiri Hin Leong Trading, salah satu perusahaan perdagangan minyak terbesar di Asia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965 dan tumbuh menjadi pemasok utama bahan bakar untuk kapal, memainkan peran penting dalam menjadikan Singapura sebagai pelabuhan pengisian bahan bakar kapal teratas di dunia. Hin Leong juga berkembang menjadi penyewaan dan pengelolaan kapal dengan armada lebih dari 150 kapal.
Masalah keuangan di Hin Leong mulai terungkap selama pandemi Covid-19, yang menyebabkan kekacauan di pasar minyak. Pada tahun 2020, Lim mengungkapkan bahwa perusahaannya telah menyembunyikan kerugian sebesar US$808 juta selama bertahun-tahun dan berutang hampir US$4 miliar kepada bank. Perusahaan tersebut juga melebih-lebihkan laba sebesar US$2,1 miliar pada periode yang sama.
Pada September 2024, OK Lim dan kedua anaknya sepakat untuk membayar US$3,5 miliar kepada likuidator dan kreditur utamanya, HSBC. Namun, mereka kemudian mengatakan bahwa mereka tidak memiliki cukup aset untuk membayar seluruh penggugat dan akan mengajukan kebangkrutan. Perintah kebangkrutan tersebut berlaku efektif pada 19 Desember 2024 dan diumumkan dalam lembaran negara pada Jumat, 27 Desember 2024.
Harta pailit mereka akan dikelola oleh wali Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory. Keputusan untuk menyetujui putusan tersebut terjadi di tengah persidangan perdata yang dibuka pada Agustus 2023 dan diajukan oleh likuidator terhadap keluarga Lim.
Selain masalah keuangan, OK Lim juga terlibat dalam kasus pidana. Pada Mei 2024, ia divonis bersalah karena menipu HSBC dan melakukan pemalsuan. Bulan lalu, ia dijatuhi hukuman 17,5 tahun penjara setelah mengatur salah satu kasus penipuan pembiayaan perdagangan paling serius di Singapura. Jaksa penuntut mengungkap bahwa Lim menipu HSBC agar mencairkan hampir US$112 juta dengan memberi tahu bank bahwa perusahaannya telah menandatangani kontrak penjualan minyak dengan dua perusahaan, yang sebenarnya adalah rekayasa.
Kejatuhan OK Lim dan Hin Leong Trading tidak hanya berdampak pada keluarga Lim tetapi juga pada reputasi Singapura sebagai pusat perdagangan minyak terkemuka di Asia. Skandal ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan integritas dalam bisnis, serta konsekuensi serius dari penipuan dan penyembunyian kerugian.
Kebangkrutan OK Lim dan keluarganya adalah akhir dari era bagi salah satu taipan minyak paling terkenal di Singapura. Kasus ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kejujuran dan tanggung jawab dalam mengelola perusahaan, serta konsekuensi hukum yang dapat dihadapi jika gagal memenuhi standar tersebut.