STARUNLEASH – Masa Edo, sering kali disebut juga sebagai era Tokugawa, merupakan fase krusial dalam kronologi sejarah Jepang yang berlangsung dari 1603 sampai 1868. Dimulai saat Tokugawa Ieyasu meraih kemenangan dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 dan mendirikan kekuasaan shogunat Tokugawa. Fase ini berakhir ketika kekuasaan beralih ke tangan Kaisar Meiji melalui Restorasi Meiji. Periode Edo diingat sebagai zaman damai, stabilitas politik, isolasi dari pengaruh luar, pertumbuhan ekonomi, serta lonjakan budaya yang signifikan.
Pemerintahan Tokugawa menetapkan struktur feodal yang rapi dengan pembagian masyarakat ke dalam strata hierarkis termasuk samurai, petani, artisan, dan para pedagang. Shogun menempati posisi puncak dan mengatur pemerintahan dari Edo, yang saat ini dikenal sebagai Tokyo. Dalam rangka mempertahankan ketertiban, shogunat menerapkan kebijakan ‘sankin kōtai’, yang mewajibkan para daimyo atau penguasa feodal menghabiskan waktu secara bergantian di Edo dan di wilayah kekuasaan mereka, mencegah pemberontakan dengan cara membiarkan keluarga mereka sebagai jaminan di Edo.
Pada 1633, shogunat menetapkan kebijakan ‘sakoku’, yang membatasi perdagangan dan interaksi internasional hanya pada negara-negara tertentu. Langkah ini diambil untuk mengecilkan pengaruh asing dan mencegah penyebaran agama Kristen yang dirasa dapat menggoyahkan fondasi shogunat. Kebijakan sakoku efektif dalam menjaga perdamaian dan melindungi Jepang dari kolonisasi, yang saat itu marak di Asia oleh negara-negara Eropa.
Dalam periode Edo, ekonomi Jepang mengalami perkembangan yang pesat. Pertumbuhan produksi pertanian, khususnya pada komoditas beras, serta sistem perpajakan yang efektif mendukung stabilitas ekonomi. Urbanisasi berkembang dengan cepat, menjadikan Edo dan kota-kota besar lain seperti Osaka dan Kyoto sebagai pusat perdagangan, kerajinan tangan, dan kebudayaan. Kelas pedagang dan artisan berkembang menjadi elemen sosial yang berpengaruh walaupun posisi mereka dalam hierarki sosial rendah.
Periode ini juga menandai kemunculan seni dan budaya Jepang. Pertumbuhan ekonomi kelas pedagang menciptakan permintaan akan hiburan dan seni, yang menghasilkan munculnya bentuk-bentuk seni seperti teater kabuki dan bunraku. Seni cetak kayu Ukiyo-e yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dan pemandangan menjadi sangat terkenal.
Di lini sastra, puisi haiku dan senryu mengalami kemajuan, dengan Matsuo Basho sebagai salah satu nama terkemuka. Zaman Edo juga mencatatkan kemajuan dalam seni bela diri dan kode etik samurai yang menjadi bagian dari nilai dan etos Jepang.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan juga mendapatkan perhatian selama masa Edo. Meningkatnya tingkat literasi di antara kelas pedagang dan samurai didorong oleh penyebaran sekolah-sekolah ‘terakoya’. Buku-buku tentang beragam topik, mulai dari etika sampai sains, dicetak dan menjadi bacaan populer. ‘Rangaku’, atau ilmu pengetahuan Barat, juga berkembang meskipun Jepang masih menutup diri dari dunia luar.
Masa Edo sangat signifikan dalam lintasan sejarah Jepang, sebagai periode yang membawa stabilitas dan perdamaian setelah era konflik yang panjang. Fondasi yang dibangun selama masa ini mendukung kemajuan ekonomi dan kebudayaan yang masih bertahan hingga sekarang. Walaupun pada akhirnya digantikan oleh Restorasi Meiji, pengaruh masa Edo masih terasa di Jepang modern, khususnya dalam aspek etika kerja, estetika, dan pelestarian seni tradisional. Era tersebut terus menjadi topik yang menarik dan penting untuk dipelajari, baik bagi masyarakat Jepang maupun bagi mereka yang berada di luar negeri.