STARUNLEASH – Khalid bin Walid dikenang sebagai “Pedang Allah” yang tak pernah terkalahkan, seorang komandan militer Arab yang ulung dan merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terus dikenang karena prestasi militernya yang luar biasa dalam sejarah Islam. Ia dilahirkan sekitar tahun 592 M di Mekkah, berasal dari keluarga Bani Makhzum yang merupakan salah satu fraksi terkemuka dari suku Quraisy. Khalid mengawali hidupnya sebagai pedagang yang berhasil sebelum akhirnya terjun ke dalam pertarungan-pertarungan yang mengubah arah sejarah Arab.
Pada mulanya, Khalid berada di pihak yang menentang Nabi Muhammad dan kaum Muslimin selama masa awal penyebaran Islam. Ia bahkan memegang komando pasukan Quraisy dalam beberapa pertempuran, termasuk dalam Pertempuran Uhud yang menyebabkan kerugian besar bagi kaum Muslimin. Namun, pada tahun 629 M, setelah serangkaian pertimbangan mendalam dan peristiwa yang berkaitan dengan Nabi Muhammad, Khalid memutuskan untuk memeluk Islam, sebuah langkah yang pada saat itu sangat mengejutkan banyak pihak tetapi kemudian memberikan dampak signifikan bagi kekuatan Islam di bidang militer.
Setelah memeluk Islam, Khalid bin Walid segera menjadi salah satu pemimpin militer yang paling berpengaruh dalam sejarah Islam. Ia memiliki peranan vital dalam berbagai pertempuran krusial yang memastikan penyebaran Islam di semenanjung Arab. Salah satu keberhasilan teragungnya adalah dalam Pertempuran Mu’tah ketika ia berhasil mengambil alih komando pasukan setelah kematian tiga pemimpin Muslim dan mengundurkan pasukan dengan selamat walaupun menghadapi tentara Bizantium yang lebih besar jumlahnya.
Kepemimpinan Khalid dalam Pertempuran Yarmouk pada tahun 636 M menjadi salah satu pencapaian paling monumentalnya, di mana ia mengarahkan pasukan Muslim melawan Kekaisaran Bizantium. Pertempuran ini menjadi sangat penting karena membuka peluang bagi Islam untuk menyebar ke wilayah Suriah dan Palestina.
Khalid terkenal akan keberanian, strategi, dan kecerdikan taktisnya dalam perang. Strategi inovatif dan manuver-manuver yang tak terduga adalah ciri khasnya, memungkinkan ia untuk mengungguli lawan meski kadang dengan jumlah pasukan yang lebih kecil.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 634 M, Khalid tetap menjadi tokoh kunci di era kepemimpinan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Namun, pada tahun 638 M, ia dicopot dari posisi komandannya oleh Khalifah Umar yang khawatir Khalid mendapat pengakuan yang berlebihan dan tidak proporsional terhadap Islam itu sendiri. Khalid menghabiskan hari-harinya yang tersisa di Madinah dan wafat pada tahun 642 M. Meskipun demikian, dedikasinya dalam menyebarkan Islam dan memperkuat komunitas Muslim menjadi warisan yang tak terhapuskan.
Khalid bin Walid tetap diingat sebagai salah satu komandan militer yang paling hebat dalam sejarah Islam. Prestasinya di medan perang dan pengaruhnya dalam penyebaran Islam menempatkannya dalam posisi terhormat dalam catatan sejarah. Keahlian militernya dan kepemimpinan yang tangguh menjadikannya sosok legendaris, dan kisah keberaniannya terus menjadi sumber inspirasi. Warisan Khalid bin Walid sebagai “Pedang Allah” yang tak terkalahkan masih dihormati hingga saat ini, menjadi bagian penting dari literatur Islam dan tradisi militer dunia.