STARUNLEASH – Sebelumnya, pada tanggal 7 Oktober 2023, faksi militan Palestina yang dikomandoi oleh Hamas menyerbu dan melancarkan serangan skala besar ke Israel dari wilayah Jalur Gaza. Mereka berhasil menembus dinding pemisah antara Gaza dan Israel serta menerjang masuk melalui titik-titik penyeberangan perbatasan menuju pemukiman dan fasilitas militer Israel yang berdekatan.
Dari wilayah Jalur Gaza, sekitar 3.000 proyektil roket telah diluncurkan oleh militan Hamas saat mereka menerobos ke dalam wilayah Israel, mengakibatkan kematian sedikitnya 900 penduduk Israel. Sebagai tanggapan, Israel telah melaksanakan serangan balik dengan menggempur bangunan penting dan target militer, termasuk 20 insiden penyerangan yang mengenai infrastruktur sipil seperti rumah-rumah, masjid, rumah sakit, dan bank.
Pada tanggal 21 Desember, Hamas menyatakan bahwa serangan tanpa perhitungan dari Israel telah merenggut nyawa lebih dari 20.000 orang di wilayah Gaza, Palestina. Dari jumlah tersebut, 40% adalah anak-anak dan wanita yang tidak terlibat dalam konflik.
Baru-baru ini, pada hari Selasa, tanggal 26 Desember 2023, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai perdamaian dengan Hamas di Jalur Gaza. Hal ini diungkapkan setelah beliau sebelumnya memberikan peringatan bahwa konflik antara Israel dan Hamas yang dimulai sejak awal Oktober akan semakin meningkat.
Serangan yang terus-menerus ini telah menyebabkan kerusakan besar di Jalur Gaza, dan konflik ini semakin memperparah ketegangan di Timur Tengah, dengan semakin banyaknya desakan dari komunitas internasional agar diadakan gencatan senjata. Netanyahu telah menyatakan di depan media bahwa Israel akan terus melanjutkan serangan.
“Hamas harus dilenyapkan, Gaza harus didemiliterisasi, dan masyarakat Palestina harus di deradikalisasi. Itu adalah tiga syarat yang ditetapkan Israel untuk perdamaian dengan Palestina di Gaza,” ujar Netanyahu pada hari Selasa, tanggal 26 Desember 2023.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa proses demiliterisasi akan melibatkan pembentukan zona keamanan sementara di sekitar wilayah Jalur Gaza oleh pasukan Israel.
“Ke depan, Israel harus tetap memegang kendali atas keamanan utama di Gaza,” lanjutnya.
Pernyataan ini diungkapkan Netanyahu setelah memberikan peringatan kepada anggota partainya, Likud, bahwa konflik di Jalur Gaza akan berkepanjangan dan bahwa Israel tidak akan menghentikan perjuangannya melawan Hamas.
“Kita tidak akan berhenti. Kita akan meningkatkan intensitas pertarungan dalam beberapa hari ke depan,” tegas Netanyahu.
Sebelumnya pula, pada tanggal 13 Desember, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengingatkan Netanyahu dan seluruh pemerintah Israel bahwa mereka berisiko kehilangan dukungan internasional karena pengeboman yang tidak memilih-milih dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Banyak korban jiwa tak berdosa yang tidak terlibat dalam serangan atau konflik harus menghadapi kematian yang tragis akibat serangan rudal atau tembakan.
“Mereka mulai kehilangan dukungan karena pengeboman yang tidak pandang bulu di Gaza. Ini adalah pemerintahan yang paling konservatif dalam sejarah Israel. Dia (Netanyahu) harus mengubah arah pemerintahannya. Pemerintah Israel membuat situasi ini menjadi sangat sulit,” ucap Joe Biden.
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, pada hari Rabu, tanggal 13 Desember 2023, dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Australia, Tim Watts, di Yerusalem Barat, telah menyuarakan pendirian negaranya.
Dia menegaskan bahwa Israel akan terus melaksanakan operasi militer di Gaza, dengan atau tanpa dukungan internasional, dan menyatakan bahwa Israel akan selalu bertindak profesional dan tanggap dalam memerangi terorisme yang terjadi di Israel pada bulan Oktober lalu.